BOROBUDUR- Para siswa SMA ”Van Lith” Muntilan Kabupaten Magelang kemarin unjuk rasa menuntut kepala sekolah, Br Marno FIC mengundurkan diri. Aksi dilakukan dengan mogok belajar mulai pukul 07.00.
Aksi berlangsung secara tertutup. Seluruh pintu masuk ke kompleks sekolah dikunci. ”Pimpinan sekolah tak mengizinkan pihak luar memasuki gedung sekolah,” kata seorang karyawan yang jaga di pintu masuk.
Lelaki itu tidak menjawab permintaan wartawan yang menginginkan bertemu pihak pimpinan sekolah itu, untuk melakukan konfirmasi persoalan mogok siswa tersebut.
Wartawan juga tidak berhasil menemui rektor SMA ”Van Lith” di tempat tinggalnya di ”Bruderan FIC Muntilan” di depan gedung sekolah itu.
Seorang perempuan, pegawai ”Bruderan FIC Muntilan” mengatakan rektor (Marno-Red) sedang berada di sekolah Jalan Kartini Nomor 1 Muntilan.
Sebutan rektor berlaku bagi pimpinan tertinggi sekolah dengan sistem asrama di bawah naungan Yayasan Pangudi Luhur yang kini terdiri atas 13 kelas dengan jumlah siswa sedikitnya 300 anak tersebut.
Keterangan yang diperoleh, aksi dilakukan di lapangan basket SMA ”Van Lith” sampai jam 10.05.
Tak Sesuai
Sementara itu, pernyataan sikap para siswa yang diperoleh wartawan di luar gedung sekolah antara lain menyebut aksi mogok total itu antara lain disebabkan banyaknya kebijakan umum rektor tak sesuai dengan visi dan misi ”Van Lith.”
Antara lain, kurangnya memprioritaskan fasilitas sekolah yang mendesak serta kebijakan umum rektor dinilai kurang komunikatif, sosialisasi dan komunikasi dianggap sangat kurang.
Para siswa menuntut pengembalian sekolah kepada visi dan misi ”Van Lith”, pembenahan manajerial SMA Pangudi Luhur ”Van Lith” dan pengunduran diri rektor.
Salah seorang siswa yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, tuntutan siswa sama dengan foto kopi yang diterima wartawan. Dalam selebaran itu ditulis visi SMA Pangudi Luhur ”Van Lith” berupa semangat Kerajaan Allah yang berintikan keselamatan bagi semua orang terutama yang menderita dan terlupakan, yang diharapkan menjadi kenyataan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sedangkan misi sekolah itu antara lain mendampingi kaum muda dengan mendahulukan yang miskin melalui pendidikan sekolah berasrama.
Proses pendidikan memadukan pendidikan formal, informal dan nonformal yang mencakup segi relegiusitas, humanitas, sosialitas dan intelektualitas.
Siswa tersebut mengemukakan, aksi ditandai orasi serta meneriakan yel-yel dan pemajangan poster. Sedangkan para guru berada di sekitar tempat tersebut.
”Rektor sedang dipanggil pimpinan pusat Yayasan Pangudi Luhur di Semarang.
Kalau besok tidak ada penyelesaian kami akan terus berlanjut melakukan aksi ini sampai selesai,” katanya.
Retno, guru sekolah itu mengemukakan, para guru tetap bertugas sebagai pendamping siswa. Yang namanya belajar tidak selalu di kelas.
Aksi berlangsung secara tertutup. Seluruh pintu masuk ke kompleks sekolah dikunci. ”Pimpinan sekolah tak mengizinkan pihak luar memasuki gedung sekolah,” kata seorang karyawan yang jaga di pintu masuk.
Lelaki itu tidak menjawab permintaan wartawan yang menginginkan bertemu pihak pimpinan sekolah itu, untuk melakukan konfirmasi persoalan mogok siswa tersebut.
Wartawan juga tidak berhasil menemui rektor SMA ”Van Lith” di tempat tinggalnya di ”Bruderan FIC Muntilan” di depan gedung sekolah itu.
Seorang perempuan, pegawai ”Bruderan FIC Muntilan” mengatakan rektor (Marno-Red) sedang berada di sekolah Jalan Kartini Nomor 1 Muntilan.
Sebutan rektor berlaku bagi pimpinan tertinggi sekolah dengan sistem asrama di bawah naungan Yayasan Pangudi Luhur yang kini terdiri atas 13 kelas dengan jumlah siswa sedikitnya 300 anak tersebut.
Keterangan yang diperoleh, aksi dilakukan di lapangan basket SMA ”Van Lith” sampai jam 10.05.
Tak Sesuai
Sementara itu, pernyataan sikap para siswa yang diperoleh wartawan di luar gedung sekolah antara lain menyebut aksi mogok total itu antara lain disebabkan banyaknya kebijakan umum rektor tak sesuai dengan visi dan misi ”Van Lith.”
Antara lain, kurangnya memprioritaskan fasilitas sekolah yang mendesak serta kebijakan umum rektor dinilai kurang komunikatif, sosialisasi dan komunikasi dianggap sangat kurang.
Para siswa menuntut pengembalian sekolah kepada visi dan misi ”Van Lith”, pembenahan manajerial SMA Pangudi Luhur ”Van Lith” dan pengunduran diri rektor.
Salah seorang siswa yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, tuntutan siswa sama dengan foto kopi yang diterima wartawan. Dalam selebaran itu ditulis visi SMA Pangudi Luhur ”Van Lith” berupa semangat Kerajaan Allah yang berintikan keselamatan bagi semua orang terutama yang menderita dan terlupakan, yang diharapkan menjadi kenyataan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sedangkan misi sekolah itu antara lain mendampingi kaum muda dengan mendahulukan yang miskin melalui pendidikan sekolah berasrama.
Proses pendidikan memadukan pendidikan formal, informal dan nonformal yang mencakup segi relegiusitas, humanitas, sosialitas dan intelektualitas.
Siswa tersebut mengemukakan, aksi ditandai orasi serta meneriakan yel-yel dan pemajangan poster. Sedangkan para guru berada di sekitar tempat tersebut.
”Rektor sedang dipanggil pimpinan pusat Yayasan Pangudi Luhur di Semarang.
Kalau besok tidak ada penyelesaian kami akan terus berlanjut melakukan aksi ini sampai selesai,” katanya.
Retno, guru sekolah itu mengemukakan, para guru tetap bertugas sebagai pendamping siswa. Yang namanya belajar tidak selalu di kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar